Revitalisasi sejarah batik dan benteng vasternburg solo


REVITALISASI BATIK DAN  BENTENG VASTERNBERG DI SURAKARTA, SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN NILAI HISTORIS DAN MENDUKUNG PARIWISATA BUDAYA DI SURAKARTA 1 Bidang kegiatan : PKMP 2 Bidang Ilmu : Humaniora 3 Ketua Pelaksana Kegiatan Nama
Lengkap : Doni Laksono b. Nim : K4406038 c. Jurusan : Pendidikan Sejarah d. Universitas : Sebelas Maret Surakarta e. Alamat Rumah : Melikan Rt 01/VIII, Palur, Mojolaban,Skh. 4 Anggota Pelaksana kegiatan / penulis : 5 orang 5 Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Leo Agung. S, M.Pd. . b. NIP : 131 127 591 c. Alamat Rumah dan No Telp : Pucangan II No 32 Kartasura, Sukoharjo telp. 722002 6 Biaya Kegiatan Total : Rp 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah) 7 Jangka Waktu Pelaksanaan : 10 bulan Surakarta, 19 Mei 2010 Ketua Jurusan FKIP IPS Drs. Saiful Bachri, M.Pd. Ketua Pelaksana Doni Laksono NIP. 195206031985031001 NIM. K 4406038 Pembantu Rektor III Drs. Dwi Tiyanto, S.U. Dosen Pendamping Drs. Leo Agung. S, M.Pd. NIP. 195404141980031007 NIP. 195 615 051 982 031 005 A.

Judul Penelitian ”REVITALISASI BATIK DAN  BENTENG VASTERNBERG DI SURAKARTA, SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN NILAI HISTORIS DAN MENDUKUNG PARIWISATA BUDAYA DI SURAKARTA”. B. Latar Belakang. Benteng Vestenberg Surakarta merupakan peninggalan Sejarah yang patut untuk dipertahankan keberadaannya, untuk diwariskan pada anak cucu kita. Benteng ini merupakan salah satu dari banyak benteng yang ada di Indonesia. Benteng ini seharusnya menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh Undang-undang. Oleh karena itu Benteng Vesternberg seharusnya dapat dikembangkan menjadi tempat wiasata budaya yang bisa memberikan nilai lebih terhadap kota Solo. Ditinjau dari lokasinya yang sekarang benteng Vasternbergh berada di pusat kota Solo, diapit oleh pusat-pusat perbelanjaan yang besar. Posisi di ujung jalan utama dan yang terbesar di kota Solo, Jalan Slamet Riyadi, berada di dekat Keraton Kasunanan Surakarta, sebelah selatan terdapat Kantor Pusat Telkom,Surakarta dan masih banyak lagi. Bila kesemua itu dipadukan, dirancang sedimikian rupa akan menjadi Rangkaian Wisata yang menyenangkan. Kusumayadi, (2000:6), ruang lingkup Industri Pariwisata menyangkut ekonomi. Adapun aspek-aspek yang tercangkup dalam industri kajian pariwisata antara lain: 1. Restoran. Dibidang restoran, penelitian ini antara lain dapat diarahkan pada kulaitas pelayanan, baik dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya. 

Di samping itu, penelitian di aspek kandungan gizi dan kesehatan makanan dan lingkungan restoran serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional. 2. Penginapan, atau Home Stay, terdiri atas hotel, motel, resor, kondomonium dll. Penelitian tentang penginapan dapat berupa: Strategi pemasaran, pelayanan, intergrasi dengan restoran dan biro perjalanan. 3. Pelayanan Perjalanan, meliputi biro perjalanan, paket perjalanan dll. 4. Transportasi, dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisatawan, seperti mobil, bis pesawat udara, kereta api, kapal pesiar dan sepeda. 5. Pengembangan daerah tujuan Wisata, dapat berupa penelitian pasar dan, penelitian kelayakan kawasan wisata, arsitektur bangunan dan enginering, serta lembaga keuangan. 6. Fasilitas Rekreasi, pengembangan dan pemanfaatan taman-taman Negara, tempat perkemahan, ruang konser, teater dll. 7. Atraksi Wisata, penelitian dapat diarahkan pada taman-taman bertema, seperti: tamn Impian Jaya Ancol, Museum-museum, Keajaiban Alam, kegiatan seni budaya, dan lain sebagainya. Melihat aspek-aspek yang ada di atas Benteng Vasternbergh dapat mencangkup hampir secara keseluruhan aspek, karena tempatnya yang berada di pusat kota Solo. Restoran, buka setiap hari hingga larut malam, terdapat Gladag Langen Bogan yang digelar tepat di sebelah selatan Benteng, tidak jauh dari lokasi juga terdapat hotel-hotel seperti Novotel, Sahid dan lain-lain. Adanya Bandar Udara Adi Sumarmo, telah mendukung sarana transportasi, bus-bus kota dan taksi juga angkot banyak terdapat disini,. Kenyataan yang terjadi sekarang bahwa Benteng ini malah di terlantarkan, banyak rumput dan pohon-pohon liar tumbuh hingga menutupi bangunan. Kesan sebagai kawasan bersejarah tidak tercermin dari benteng ini. Tembok-tembok benteng yang mulai retak. Terdapat kendala dalam pengembangan kawasan ini karena hak tanah dimiliki pribadi, bahkan lebih dari satu orang, bahkan kawasan ini akan dijadikan sebagai hotel. Benteng ini pernah dimanfaatkan untuk menggelar sebuah event perdana bertaraf Internasional yaitu Solo Internasional Etnic Music (SIEM). Bagian dalam dan luar benteng yang sangat luas memungkinkan untuk digelarnya acara ini. Sebelum diselenggaraka acara ini seperti yang sempat disinggung di atas, benteng ini tidak terawat,banyak alang-alang tumbuh liar dan beberapa bangunan liar menutupi benteng, sehingga banyak orang tidak mengetahui keberadaannya. Saat akan diselenggarakan acara SIEM ini kawasan ini dibersihkan, sehingga benteng bisa terlihat, tanah kosong di luar benteng diratakan sehingga bisa menjadi tempat parkir dan bazaar yang amat luas, bagian dalam benteng bisa didirikan panggung. Dari SIEM di atas keberadaan benteng Vastenbergh mulai dikenal secara luas, atau masyarakat mulai menyadari adanya benteng tersebut. Pemerintah Daerah Kota Solo mendapatkan pemasukan, Solo mempunyai Identitas baru selain Keraton 

Mangkunegaran dan Kasunanan yang lebih dulu dikenal. Benteng ini bisa menjadi kawasan wisata budaya, rekreasi bahkan atraksi, tergantung bagaimana pengembangan kawasan tersebut. C. Perumusan Masalah. Rumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang penelitian ini ialah: 1. Bagaimana Sejarah Benteng Vastenberg Surakarta? 2. Bagaimanakah keadaan lingkungan geografis, sosial dan keadaan fisik bangunan kawasan dan bangunan Benteng Vastenberg Surakarta? 3. Apa yang dapat dikembangkan dari Kawasan Benteng Vastenberg sebagai tempat pariwisata di Surakarta tahun 2010? 4. Apakah dampak pengembangan Wisata Kawasan Benteng Vastenbergh Surakarta bagi kota Surakarta? D. Tujuan Penelitian ini Adalah Mendeskripsikan. 1. Mengetahui Sejarah Benteng Vastenberg. 2. Mengetahui keadaan lingkungan geografis, sosial, dan keadaan kawasan dan bangunan Benteng Vastenberg Surakarta. 3. Mengetahui apa yang dapat dikembangkan dari Kawasan Benteng Vasteberg sebagai kawasn pariwisata. 4. Mengetahui dampak pengembangan kawasan Benteng Vastenberg bagi Surakarta. E. Luaran Yang Diharapkan. Luaran (out come) yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang REVITALISASI BATIK DAN  Benteng Vasternberg di Surakarta sehingga dapat bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan (ekonomi, seni, sosial dan budaya serta pariwisata). F. Kegunaan Penelitian. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a) Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang Pariwisata, pengembangan dan upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan Kawasan Benteng Vastenberg. b) Hasil penelitian dapat memberikan masukan dan sumbangan bagi pembaca sebagai tambahan sumber data bagi penelitian selanjutnya dan bidang pariwisata. c) Memberi masukan dan sumbangan pihak terkait sebagai acuan untuk mengembangkan Kawasan Benteng Vastenbergh Surakarta 2. Manfaat Praktis. a) Bagi Masyarakat Sebagai sumber dan wahana belajar di dalam mendalami sejarah kota Surakarta dan tempat berwisata dalam konteks wisata budaya. b) Bagi Pemerintah Kota Sebagai salah satu masukan kepada Pemerintah Kota Surakarta dalam usaha mewujudkan Surakarta sebagai Kota Budaya dan The Spirit of Java dengan ikut melestarikan peninggalan-peninggalan yang terdapat di Surakarta yang mengandung nilai-nilai historis dan budaya. G. Tinjauan Pustaka. 1. Bangunan Bersejarah Benda Cagar 

Budaya dapat menunjukkan latar belakang sejarah masyarakatnya, sehingga semakin panjang sejarah suatu masyarakat, semakin banyak pula peninggalan-peninggalan yang diwariskan kepada generasi penerus. Salah satu tinggalan arkeologi adalah bangunan-bangunan yang berasal dari masa kolonial Belanda, yang umumnya dikenal dengan istilah bangunan kuno.Tidak semua bangunan kuno termasuk Cagar Budaya dan bersejarah. Ada beberapa tolak ukur yang dapat diterapkan untuk mengkaji kelayakan pelestarian bangunan cagar budaya, antara lain adalah kelangkaan, nilai sejarah, superlativitas atau keistimewaan, dan pengaruh terhadap lingkungan. Sebagai tinggalan arkeologi maka bangunan kuno yang bernilai Sejarah atau bangunan bersejarah sudah seharusnya dilindungi dan dijaga kelestariannya karena bangunan bersejarah mengandung nilai penting baik dari segi kesejarahan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, maupun sosial ekonomi. Ditinjau dari segi kesejarahan, bangunan bersejarah bernilai penting karena berkaitan dengan peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh sejarah tertentu baik lokal maupun nasional; dari segi ilmu pengetahuan, obyek warisan budaya dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pada disiplin ilmu-ilmu tertentu seperti arkeologi, arsitektur, antropologi atau sosiologi; dari segi kebudayaan, bangunan kuno merupakan pendukung keberadaan dan kelangsungan kebudayaan masyarakat setempat; dan akhirnya dari segi sosial ekonomi, bangunan bersejarah dapat dijadikan simbol kebanggaan daerah atau dimanfaatkan menjadi sesuatu yang dapat membantu perekonomian masyarakat setempat, pemerintah daerah bahkan pusat. Apresiasi masyarakat dalam melestarikan bangunan bersejarah sangat diperlukan karena sampai saat ini masih ada opini sebagian masyarakat bahkan para pengambil keputusan yang menganggap bahwa bangunan kuno merupakan warisan bangsa penjajah. Pemikiran tersebut seharusnya disingkirkan karena pada kenyataannya masa kolonial juga merupakan bagian dari lembaran sejarah bangsa Indonesia. Menurut pendapat Fielden, B.M. (1994). 


Conservation of Historic Buildings. Architectural Press, Oxford. (Ahmad, 1997; Fileden, 1997),arti penting bangunanber sejarah: 1.Bangunan bersejarah mempunyai nilai nostalgia, senibina, estetik, simbolik, sejarah, dokumentari, arkeologi, ekonomik, sosial dan juga politik serta rohani. 2. Bangunan bersejarah berupaya memberi imej dan identiti pada rupa bentuk budaya setempat. 3. Lokasi dan kawasan persekitaran bangunan bersejarah berupaya untuk menarik minat para pelancong seterusnya menyumbang kepada pembangunan industri pelancongan. 4. Bangunan bersejarah sedikit sebanyak akan mengingatkan kita kepada sejarah penjajahan masa lampau seterusnya memberi iktibar kepada generasi akan datang tentang sejarah silam tanahair serta meningkatkan semangat patriotisma. Salah satu bangunan bersejarah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Benteng. Menurut Rafael Raga Maran, Benteng adalah suatu ide yang berasal dari atas, dari pemimpin yang sudah tahu betul arti benteng bagi keamanan dan perlindungan bagi suatu komunitas sosial. 2. Upaya Pelestarian Bangunan Bersejarah a. Kriteria Penilaian Bangunan Untuk Dilestarikan: Menurut "BMA" 1. Nilai obyeknya sendiri - Obyek tersebut merupakan contoh yang baik dari gaya arsitektur tertentu atau hasil karya dari arsitek terkenal. - Obyek mempunyai nilai estetik, didasarkan pada kualitas eksterior maupun interior dalam bentuk maupun detil - Obyek merupakan contoh yang unik dan terpandang untuk periode atau gaya tertentu. 2. Fungsi obyek dalam lingkungan urban - Kaitan antara. obyek dengan bangunan lain atau ruang kota seperti misalnya jalan, plaza, taman, penghijauan kota, dab; yang berkaitan dengan kualitas arsitektur/urban secara menyeluruh - Obyek merupakan bagian dari kompleks bersejarah dan jelas jelas berharga untuk dilestarikan dalam tatanan itu. - Obyek merupakan landmark yang mempunyai karakteristik dan dikenal dalam kota atau mempunyai nilai emosional bagi penduduk kota. 3. Fungsi obyek dalam lingkungan sosial dan budaya - Obyek dikaitkan dengan kenangan historis seperti misalnya"Gedung Merdeka" di jalan Asia Afrika, yang tidak hanya mempunyai nilai arsitektur saja, tetapi juga merupakan peninggalan bernilai historis. - Obyek menunjukkan fase tertentu dalam sejarah dan perkembangan kota, seperti misalnya bangunan Kraton Kasunanan dan Mangkunegaran. - Obyek yang mempunyai fungsi penting dikaitkan dengan aspek-aspek fisik, emosional atau keagamaan, seperti mesjid dan gereja. Menurut Haryoto Kunto dalam buku "Wajah Bandoeng Tempo Dodoe" 1. Sesuai dengan "Monumenten Ondonantie" tahun 1931, yaitu bangunan yang sudah berumur 50 tahun atau lebih, yang "kekunoannya" (antiquity) dan "keasliannya "telah teruji. 2. Ditinjau dari segi estetika dan seni bangunan , memiliki "mutu" cukup tinggi (master piece) dan mewakili gaya corak-bentuk seni arsitektur yang langka ditemukan 3. Bangunan atau monumen, yang representetif mewakili jamannya 4. Monurnen/Bangunan mempunyai anti dan kaitan sejarah dengan kota Bandung, maupun peristiwa nasional/internasional. Menurut buku "Introductionto Urban Planning": 1. Estetika Bangunan /lingkungan yang memiliki sesuatu yang khusus dalam sejarah perkembangan "style" dalam kurun waktu tertentu 2. Typical Bangunan-bangunan yang merupakan wakil dari kelas atau type bangunan tertentu. 3. Kelangkaan Bangunan yang hanya tinggal satu-satunya, atau peninggalan terakhir dari style yang mewakili jamannya 4. Peranan Sejarah Bangunan /lingkungan yang merupakan tempat dimana terjadi peristiwa peristiwa bersejarah, sebagai ikatan simbolis antara peristiwa yang lalu dengan peristiwa sekarang. 3. Bangunan Sejarah Sebagai Pariwisata Benteng Vestenberg Surakarta merupakan peninggalan Sejarah yang patut untuk dipertahankan keberadaannya, untuk diwariskan pada anak cucu kita. Benteng ini merupakan salah satu dari banyak benteng yang ada di Indonesia. Benteng ini seharusnya menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh Undang-undang. Oleh karena itu Benteng Vesternberg seharusnya dapat dikembnagkan menjadi tempat wiasata budaya yang bisa memberikan nilai lebih terhadap kota Solo. Pariswisata menurut R.S. Damarjadi adalah rangkuman daripada macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa/layanan atu service, yang nantinya baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama kegiatan kepariwisatannya. Menurut Mc Intosh bersana Shashikant Gupta, Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya. Sebagai suatu konsep, pariwisata dapat ditinjau dari berbagai segi yang berbeda. Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah dengan maksud tidak melakukan usaha ataui bersantai. Pariwisata dapat juga dilihat sebagai suatu bisnis, yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atu untuk wisatawan dlam perjalanannya. (Ir. Kusumayadi, 2000:4) Tujuan dari pengembangan Pariwisata adalah: 1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesmpatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainnya. 2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan dan kebudayaan Indonesia. 3. meningkatakan persaudaraan nasional dan Internasional. Industri sampingan dan penunjang yang dimaskud adalah pelayanan transportasi, akomodasi, catering, entertainment, dan pelayanan lainnya. Pariwisata dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu : Dynamic Sector, kegiatan yang berhubungan dengan Travel Agent Operator, angkutan wisata dan pelayanan lainnya. Kemudian Static Sector adlah perusahaan akomodasi perhotelan, catering, transportasi umum, entertainment, souvenir dll. 1. Lingkup Permasalahan. Penelitian ini mempunyai ruang lingkup geografis unit analis yang unik dan spesifik yaitu : Benteng Vastenbergh kota Solo. Banyak permasalahan tentang pengembangan dan keadaan Benteng Vastenbergh yang menarik untuk diteliti. Daya tarik tersebut disebabkan antara lain, karena : a. Keadaan Fisik Bangunan Benteng Vastenbergh yang terlantar, padahal Bangunan ini memilki nilai Historis dan Potensi Pariwisata. b. Letak Geografis Benteng Vastenbergh yang strategis sehingga memliki Potensi Ekonomis. c. Benteng Vastenbergh, mampu menambah Ikon Kota Solo, sebagai kota Budaya dan Heritage Internasional. Selain itu penelitian ini berusaha mengungkap Sejarah Benteng Vastenbergh yang dibangun pada masa Kolonial Belanda. 2. Kerangka Pemikiran Dan Pendekatan. Rekontruksi tentang Benteng Vasternberg di Surakarta menuntut pendekatan yang bersifat multidimensional, yakni perlu di jelaskan dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu di perlukan pendekatan struktural dalam rangka menjelaskan jawaban dari perumusan masalah yang terkait. Dalam membicarakan masalah REVITALISASI BATIK DAN  Benteng Vasternberg di Surakarta perlu di tinjau dari aspek historis, ekonomi, seni dan budayanya agar di hasilkan penelitian yang bersifat multimedimensional pula. 3. Metode Dan Sumber. Metode Penelitian yang di kembangkan dalam kajian ini adalah metode sejarah, yakni upaya untuk mendapatkan hasil penelitian secara sistematis, kritis terarah dan terpadu (Gilbert J. Garraghan, A Guide o Historial Method, (New York Kordham University Press, 1957) ; lihat pula Louis Gottschlak, mengerti sejarah, terjemahan Nugroho Natosusanto, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1975). Tujuannya adalah merekontruksi kembali peristiwa masa lampau tentang Benteng Vasternberg di Surakarta sampai sekarang. Berkenaan dengan masalah tersebut maka metode kerja yang digunakan oleh metode sejarah. Langkah-langkah yang di tempuh dalam metode sejarah adalah : pencarian sumber (heuristik), kritik sumber, perumusan data Jakta (aufjassung) dan penyajian pemikiran baru (daistellung) dalam bentuk aritikel sejarah. Dalam penelitian ini digunakan sumber-sumber primer maupun sekunder yang di dapat dari pelacakan di berbagai perpustakaan. Sumber primer yaitu data yang di peroleh langsung dari informasi melalui wawancara dan pengamatan informan yang di wawancarai sebagai sumber data yaitu : Sejarawan Surakarta. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian data sekunder dapat berupa kepustakaan arsip dan dokumentasi. H. Metode Pelaksanaan Program. Metode penelitian adalah suatu cara yang akan digunakan untuk mendapatkan suatu data yang lengkap dan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan salah satu faktor penting yang menunjang suatu proses penelitian yaitu berupa penyelesaian suatu masalah yang akan dibahas, dimana metode penelitian merupakan cara utama yang bertujuan untuk mencapai ketelitian, jumlah dan jenis yang akan dihadapi. Adapun yang menyangkut mengenai metode penelitian meliputi : 1. Tempat dan Waktu Penelitian. Penulis pengadakan penelitian dengan mengambil lokasi di Kota Surakarta. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan yaitu : a. Pihak-pihak yang terkait tersebut bersedia menyediakan data yang diperlukan penulis dan data tersebut dapat dipertanggungjawabkan. b. Pihak-pihak yang terkait tersebut mengizinkan tempatnya dipakai untuk kegiatan penelitian. c. Lokasi penelitian mudah dijangkau karena dekat dengan kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. d. Berdasarkan pertimbangan masalah yang akan diteliti penulis, maka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini kurang lebih sepuluh bulan ( bulan ke-1 – bulan ke-10) yaitu : mulai dari pembuatan proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data, pembuatan dan pengumpulan laporan penelitian. 2. Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif karena bermaksud menafsirkan dan membuat gambaran mengenai suatu gejala , objek, ataupun benda-benda dari suatu objek penelitian. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian deskriptif sebagai berikut : a. Memilih masalah yang diteliti b. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah. Kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan yang menghimpun data sebagai dasar menyusun teori. c. Membuat asumsi atau anggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis. d. Merumuskan hipotesis. e. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data. f. Mengumpulkan kategoriuntuk mengadakan klasifikasi data. g. Menetapkan teknik pengumpulan data yang akan digunankan. h. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data untuk menguji hipotesis. i. Mengadakan analisis data (menguji hipotesis). j. Menarik kesimpulan atau generalisasi k. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian. (Mohammad Ali, 1982 : 20). Ciri-ciri pokok metode deskriptif yang dikemukakan oleh Winarnu Surakhmad (1994 : 140 ) yaitu : a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada b. pada masa sekarang, pada masa aktual. c. Yang dikumpulkan mula-mula disusun, di jelaskan kemudian dinalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analitik). 3. Teknik Pengambilan Sampel. Dalam proposal penelitian kualitatif, sampel sumber data yang dikemukakan masih bersifat sementara. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik poposive sampling dan snowball sampling. Poposive sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih individu-individu yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data (Goets Le Compte dalam HB.Sutopo, 2002: 185. Sedangkan Snowbll Sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data, yang pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. (Sugiyono, 2005: 54). 4. Sumber Data. a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara dan pengamatan (survei). Informan yang diwawancarai sebagai sumber data yaitu : • Para Sejarawan Surakarta. • Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh. • Para Budayawan Surakarta. • Pemerintah Kota Surakarta. b. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mcndukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian data sekunder dapat berupa kepustakaan, arsip dan dokumentasi. 5. Teknik Pengumpulan Data. 


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud untuk mengkontruksi mengenai orang lain, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Wawancara dimaksudkan juga untuk mengkontruksi kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang. Juga untuk memferivikasi, merubah, memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi). Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. b. Observasi langsung. Alasan metodologis penggunaan observasi/pengamatan langsung adalah untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian pelaku tak sadar dan sebagainya. Pengamatan lebih memungkinkan peneliti lebih merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti sebagai sumber data. Observasi secara langsung juga digunakan untuk mendapatkan data non verbal misalnya: penampilan fisik, dan lain sebagainya. c. Angket Yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan, yang meliputi data awal yang berupa pertanyaan terbuka kepada para informan. d. Dokumenter Yaitu pengumpulan data yang sudah dicatat dalam dokumen. 6. Validitas Data. Validitas data dilakukan untuk suatu pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi di lapangan dan sesungguhnya. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan metode triangulasi, di mana untuk mendapatkan data tidak hanya diambil dari satu sumber data saja melainkan dari beberapa sumber. Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif Hal tersebut akan dicapai dengan jalan : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tenteng situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pendangan orang lain. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Lexy Maleong, 1995 : 178 ). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Triangulasi sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu Waktu sering juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. (Sugiyono 2005:125-128). 7. Analisis Data. Analisis data dalam peneltian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data dianggap kredibel. Ada dua model pokok dalam melaksanakan analisis data di dalam penelitian kualitatif yaitu model analisis jalinan mengalir dan analisis interaktif. (Miles dan Huberman dalam Sutopo, 2002:94). Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan dalam penelitian dianalisa secara kualitatif menggunakan model analisis interaktif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data (display) dan verifikasi data/penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Keterkaitan tiga komponen itu dilakukan secara interaktif dengan proses pengumpulan data sehingga kegiatan dilakukan secara continue sehingga proses analisis merupakan rangkaian interaktif yang bersifat siklus. Gambar skema model analisis interaktif (Sutopo, 2002: 94) I. Jadwal Kegiatan Program. No. Jenis Kegiatan Bulan ke I II III IV V VI VII VIII IX X 1. Persiapan a. Penentuan tema b. Pemantauan proposal c. Pengajuan proposal 2. Pelaksanaan kegiatan a. Observasi b. Pengumpulan data 3. Penyusunan Laporan penelitian a. Klasifikasi Data b. Pembahasan c. Kesimpulan 4. Penyajian laporan kegiatan J. Nama dan Biodata Ketua serta anggota kelompok : 1. Ketua Kelompok Nama : Doni Laksono NIM : K4406038 Fakultas/Prodi : FKIP/Pendidikan Sejarah Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta Waktu Untuk Kegiatan PKM : 30 jam/minggu 2. Anggota I Nama : Edwin NIM : K4406019 Fakultas/Prodi : FKIP/Pendidikan Sejarah Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta Waktu Untuk Kegiatan PKM : 30 jam/minggu 3. Anggota III Nama : Sumargono NIM : K 4406042 Fakultas/Prodi : FKIP/Pendidikan Sejarah Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta Waktu Untuk Kegiatan PKM : 30 jam/minggu K. Nama dan Biodata Dosen Pendamping. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Leo Agung. S, M.Pd. . Golongan Pangkat dan NIP : 131 127 591 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Fakultas/Prodi : FKIP/Pendidikan Sejarah Bidang Keahlian : Sosial, Budaya dan Pariwisata Waktu Untuk Kegiatan PKM : 5 jam/Minggu L. Biaya Bahan dan Peralatan Penelitian a. Kertas HVS 4 rim x Rp. 30.000,00 b. Map 10 buah x Rp. 1000,00 c. Tinta komputer 5 x Rp. 33.000,00 d. Note book 10 buah xRp. 5.000,00 e. Klip Kertas Rp.10.000,00 f. Ballpoint 1 dos x Rp.10.000,00 g. Pembuatan dan revisi proposal 10 x Rp. 50.000,00 h. Kaset Tape & Handycamp i. Sewa Handycamp j. Sewa Tape Recorder k. Sewa Camera Foto Jumlah Perjalanan a. Pengurusan surat izin b. Transportasi Rp 20.000,00 x 5 x 10 kali c. Mencari Data -Survey Lapangan Rp. 750.000,00 -Insentif Nara Sumber Rp. 1.000.000,00 -Pembelian Buku-Buku Rp. 750.000,00 d. Pengolahan Data -Kesekretariatan Rp. 500.000,00 -Pengolahan Sumber Informasi Rp.735.000,00 e. Konsumsi -Pribadi 5 x Rp. 10.000,00x 3 kali x 15 hari -Umum 20 x 15.000 Jumlah Laporan Penelitian Penggandaan laporan 10 x Rp. 15.000,00 Jumlah Total Biaya Penelitian Rp. 120.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 165.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 400.000,00 Rp. 2.365.000,00 Rp. 200.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 2.500.000,00 Rp. 1.235.000,00 Rp. 2.550.000,00 Rp. 7.485.000,00 Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00 Rp.10.000.000,00 M. DAFTAR PUSTAKA • Drs Suyanto dkk. 2001. Pengantar Ilmu Sosial. Surakarta : Loh Jinawi Press. • Fran dan Magnis Suseno. 2001. Etika Jawa : Sebuah Analisis Filsafat tentang kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka). • Gilbert J. Garraghan. A Guide o Historical Method. (New York Fordham University Press. 1957) • Hadari. Nawawi. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada. University Perss. • Ir. Kusmayadi dan Ir. Endar Sugiarto, MM. 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta : Gramedia. • Loui Gottschlak. Mengerti Sejarah Terjemahan Nugroho Noto Susanto. 1975. Jakarta: U I Press. • Maleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Resdakarya. • Mohammad All, Drs. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa. • Pedoman Penulisan Skripsi. 1997. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. • Ruseffendi. 1994. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Semarang : IKIP Semarang. • Sanafiah Faisal. 1999. Format-Format Penelitian Soxial, Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta : CV Rajawali. • Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. • Suhasini Arikunto. 1996. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. • Sutopo.HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. • Yin, Robert K. 1997. Studi Kasus (Desain dan Metode).Jakarta : PT Raja Grafindo Persada • www. Forum.mx.t.com/indoview.topix.php • www.kompas.com / index.php / read.xml • www.promo Jateng.bikk.com / berita php. • Lampiran-Lampian Lamprian 1: Biodata Ketua Pelaksana Kegiatan 1. Nama : Doni Laksono 2. Nim : K4406038 3. Fakultas/Jurusan : KIP / Pendidikan Sejarah 4. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret 5. Tempat, Tgl. Lahir : Sukoharjo, 14 Oktober 1986. 6. Status : Belum Menikah 7. Agama : Islam 8. Alamat Rumah : Melikan RT 01/VIII, Palur, Mojolaban, Sukoharjo 9. Nama Orang Tua: a. Ayah : Karyono. Pekerjaan : Karyawan Swasta. b. Ibu : Suwarni. c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga. 10. Riwayat Pendidikan: a. SD : SD Negeri Palur III. b. SMP : SMP Negeri 8 Surakarta. c. SMA : SMA Negeri 4 Surakarta. d. PT : Universitas Sebelas Maret Surakarta. 11. Pengalaman Organisasi: a. Pecinta Alam SMA N 4 Surakarta (PLASMA 4) : 2004-2005 (Sekretaris). b. Forum Silaturohmi Alumni SMA N 4 Ska : 2006 (koordinator Fakultas). c. HMP Sejarah FKIP UNS : 2007-2008 (Seksi Olah Raga). d. BAKORLAK EMERGENCY SAR UNS : 2007-sekarang (BKO. Bidang Komunikasi). e. Karangtaruna Dk. Melikan : 2008-sekarang (seksi keamanan). Lampiran 2 : Biodata anggota Pelaksana 1. Nama : Edwin 2. Nim : K4406019 3. Fakultas/Jurusan : KIP / Pendidikan Sejarah 4. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret 5. Tempat, Tgl. Lahir : Klaten, 04 Maret 1988 6. Status : Belum Menikah 7. Agama : Islam 8. Alamat Rumah : Jetis, Bulurejo, Juwiring, Klaten 9. Nama Orang Tua: a. Ayah : Paryadi ,BA Pekerjaan : PNS Ibu : Sriyatun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 10. Riwayat Pendidikan: a. SD : SDN 2 Bulurejo b. SMP : SLTP N 3 Delanggu b. SMA : SMA N I Wonosari c. PT : Universitas Sebelas Maret 11. Pengalaman Organisasi: a. Karangtaruna : 2007-2008 (Ketua) b. HMP Sejarah FKIP UNS : 2007-2008 (Anggota) Lampiran 4: Biodata anggota Pelaksana 1. Nama : Sumargono 2. Nim : K4406042 3. Fakultas/Jurusan : KIP / Pendidikan Sejarah 4. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret 5. Tempat, Tgl. Lahir : Jakarta, 8 Januari 1988 6. Status : Belum Menikah 7. Agama : Islam 8. Alamat Rumah :Gemutren RT 01/V, Pule, Selogiri, Wonogiri. 9. Nama Orang Tua: a. Ayah : Timin Hartowiyono Pekerjaan : Dagang b. Ibu : Sutiyem Pekerjaan : Dagang 10. Riwayat Pendidikan: a. SD : SD N 2 Pule b. SMP : SMP N 1 Wonogiri c. SMA : SMA N 1 Wonogiri d. PT : Universitas Sebelas Maret 11. Pengalaman Organisasi: a. BEM FKIP UNS : 2006-2007 (Staf POSDM) b. BEM FKIP UNS :2007-2008 (Kadept Departemen Pendidikan) c. HMP Sejarah FKIP UNS : 2008-2009(Ketua ) d. UKM UPKD : 2009 (Anggota) e. HMJ P.IPS FKIP UNS : 2008-2009 (Koordinator Umum) CURICULUM VITAE : LEO AGUNG S, DRS.M. PD 1. Identitas diri Nama lengkap dan gelar : Drs. Leo Agung S, M. Pd Tempat / tanggal lahir : Alamat : Prodi Pendidikan Sejarah – PIPS FKIP UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126 Kantor : Telp. (0271) 648939/ Fax. 648939 Email : Rumah : Pucangan II No 32 Kartasura, Sukoharjo telp. 722002 2. Pendidikan No Universitas Lokasi Gelar Th. selesai Bidang Studi 3. Pengalaman Kerja No Institut Akademik Jabatan Periode Kerja 19 Mei 2010 2010


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemetakan toko baju

Bahasa Inggris Batik Online