Revitalisasi sejarah batik dan benteng vasternburg solo
REVITALISASI
BATIK DAN BENTENG VASTERNBERG DI
SURAKARTA, SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN NILAI HISTORIS DAN MENDUKUNG PARIWISATA
BUDAYA DI SURAKARTA 1 Bidang kegiatan : PKMP 2 Bidang Ilmu : Humaniora 3 Ketua
Pelaksana Kegiatan Nama
Lengkap : Doni Laksono b. Nim : K4406038 c. Jurusan : Pendidikan Sejarah d.
Universitas : Sebelas Maret Surakarta e. Alamat Rumah : Melikan Rt 01/VIII,
Palur, Mojolaban,Skh. 4 Anggota Pelaksana kegiatan / penulis : 5 orang 5 Dosen
Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Leo Agung. S, M.Pd. . b. NIP : 131
127 591 c. Alamat Rumah dan No Telp : Pucangan II No 32 Kartasura, Sukoharjo
telp. 722002 6 Biaya Kegiatan Total : Rp 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah) 7
Jangka Waktu Pelaksanaan : 10 bulan Surakarta, 19 Mei 2010 Ketua Jurusan FKIP
IPS Drs. Saiful Bachri, M.Pd. Ketua Pelaksana Doni Laksono NIP.
195206031985031001 NIM. K 4406038 Pembantu Rektor III Drs. Dwi Tiyanto, S.U.
Dosen Pendamping Drs. Leo Agung. S, M.Pd. NIP. 195404141980031007 NIP. 195 615
051 982 031 005 A.
Judul
Penelitian ”REVITALISASI BATIK DAN
BENTENG VASTERNBERG DI SURAKARTA, SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN NILAI
HISTORIS DAN MENDUKUNG PARIWISATA BUDAYA DI SURAKARTA”. B. Latar Belakang.
Benteng Vestenberg Surakarta merupakan peninggalan Sejarah yang patut untuk
dipertahankan keberadaannya, untuk diwariskan pada anak cucu kita. Benteng ini
merupakan salah satu dari banyak benteng yang ada di Indonesia. Benteng ini
seharusnya menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh Undang-undang. Oleh karena
itu Benteng Vesternberg seharusnya dapat dikembangkan menjadi tempat wiasata
budaya yang bisa memberikan nilai lebih terhadap kota Solo. Ditinjau dari
lokasinya yang sekarang benteng Vasternbergh berada di pusat kota Solo, diapit
oleh pusat-pusat perbelanjaan yang besar. Posisi di ujung jalan utama dan yang
terbesar di kota Solo, Jalan Slamet Riyadi, berada di dekat Keraton Kasunanan
Surakarta, sebelah selatan terdapat Kantor Pusat Telkom,Surakarta dan masih
banyak lagi. Bila kesemua itu dipadukan, dirancang sedimikian rupa akan menjadi
Rangkaian Wisata yang menyenangkan. Kusumayadi, (2000:6), ruang lingkup
Industri Pariwisata menyangkut ekonomi. Adapun aspek-aspek yang tercangkup
dalam industri kajian pariwisata antara lain: 1. Restoran. Dibidang restoran,
penelitian ini antara lain dapat diarahkan pada kulaitas pelayanan, baik dari
jenis makanan maupun teknik pelayanannya.
Di
samping itu, penelitian di aspek kandungan gizi dan kesehatan makanan dan lingkungan
restoran serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional. 2. Penginapan,
atau Home Stay, terdiri atas hotel, motel, resor, kondomonium dll. Penelitian
tentang penginapan dapat berupa: Strategi pemasaran, pelayanan, intergrasi
dengan restoran dan biro perjalanan. 3. Pelayanan Perjalanan, meliputi biro
perjalanan, paket perjalanan dll. 4. Transportasi, dapat berupa sarana dan
prasarana angkutan wisatawan, seperti mobil, bis pesawat udara, kereta api,
kapal pesiar dan sepeda. 5. Pengembangan daerah tujuan Wisata, dapat berupa
penelitian pasar dan, penelitian kelayakan kawasan wisata, arsitektur bangunan
dan enginering, serta lembaga keuangan. 6. Fasilitas Rekreasi, pengembangan dan
pemanfaatan taman-taman Negara, tempat perkemahan, ruang konser, teater dll. 7.
Atraksi Wisata, penelitian dapat diarahkan pada taman-taman bertema, seperti:
tamn Impian Jaya Ancol, Museum-museum, Keajaiban Alam, kegiatan seni budaya,
dan lain sebagainya. Melihat aspek-aspek yang ada di atas Benteng Vasternbergh
dapat mencangkup hampir secara keseluruhan aspek, karena tempatnya yang berada
di pusat kota Solo. Restoran, buka setiap hari hingga larut malam, terdapat
Gladag Langen Bogan yang digelar tepat di sebelah selatan Benteng, tidak jauh
dari lokasi juga terdapat hotel-hotel seperti Novotel, Sahid dan lain-lain.
Adanya Bandar Udara Adi Sumarmo, telah mendukung sarana transportasi, bus-bus
kota dan taksi juga angkot banyak terdapat disini,. Kenyataan yang terjadi
sekarang bahwa Benteng ini malah di terlantarkan, banyak rumput dan pohon-pohon
liar tumbuh hingga menutupi bangunan. Kesan sebagai kawasan bersejarah tidak
tercermin dari benteng ini. Tembok-tembok benteng yang mulai retak. Terdapat
kendala dalam pengembangan kawasan ini karena hak tanah dimiliki pribadi, bahkan
lebih dari satu orang, bahkan kawasan ini akan dijadikan sebagai hotel. Benteng
ini pernah dimanfaatkan untuk menggelar sebuah event perdana bertaraf
Internasional yaitu Solo Internasional Etnic Music (SIEM). Bagian dalam dan
luar benteng yang sangat luas memungkinkan untuk digelarnya acara ini. Sebelum
diselenggaraka acara ini seperti yang sempat disinggung di atas, benteng ini
tidak terawat,banyak alang-alang tumbuh liar dan beberapa bangunan liar
menutupi benteng, sehingga banyak orang tidak mengetahui keberadaannya. Saat
akan diselenggarakan acara SIEM ini kawasan ini dibersihkan, sehingga benteng
bisa terlihat, tanah kosong di luar benteng diratakan sehingga bisa menjadi
tempat parkir dan bazaar yang amat luas, bagian dalam benteng bisa didirikan panggung.
Dari SIEM di atas keberadaan benteng Vastenbergh mulai dikenal secara luas,
atau masyarakat mulai menyadari adanya benteng tersebut. Pemerintah Daerah Kota
Solo mendapatkan pemasukan, Solo mempunyai Identitas baru selain Keraton
Mangkunegaran
dan Kasunanan yang lebih dulu dikenal. Benteng ini bisa menjadi kawasan wisata
budaya, rekreasi bahkan atraksi, tergantung bagaimana pengembangan kawasan
tersebut. C. Perumusan Masalah. Rumusan masalah yang sesuai dengan latar
belakang penelitian ini ialah: 1. Bagaimana Sejarah Benteng Vastenberg
Surakarta? 2. Bagaimanakah keadaan lingkungan geografis, sosial dan keadaan
fisik bangunan kawasan dan bangunan Benteng Vastenberg Surakarta? 3. Apa yang
dapat dikembangkan dari Kawasan Benteng Vastenberg sebagai tempat pariwisata di
Surakarta tahun 2010? 4. Apakah dampak pengembangan Wisata Kawasan Benteng
Vastenbergh Surakarta bagi kota Surakarta? D. Tujuan Penelitian ini Adalah
Mendeskripsikan. 1. Mengetahui Sejarah Benteng Vastenberg. 2. Mengetahui
keadaan lingkungan geografis, sosial, dan keadaan kawasan dan bangunan Benteng
Vastenberg Surakarta. 3. Mengetahui apa yang dapat dikembangkan dari Kawasan
Benteng Vasteberg sebagai kawasn pariwisata. 4. Mengetahui dampak pengembangan
kawasan Benteng Vastenberg bagi Surakarta. E. Luaran Yang Diharapkan. Luaran
(out come) yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang REVITALISASI BATIK DAN Benteng
Vasternberg di Surakarta sehingga dapat bermanfaat dalam berbagai aspek
kehidupan (ekonomi, seni, sosial dan budaya serta pariwisata). F. Kegunaan
Penelitian. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat
Teoritis a) Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang Pariwisata,
pengembangan dan upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan Kawasan Benteng
Vastenberg. b) Hasil penelitian dapat memberikan masukan dan sumbangan bagi
pembaca sebagai tambahan sumber data bagi penelitian selanjutnya dan bidang
pariwisata. c) Memberi masukan dan sumbangan pihak terkait sebagai acuan untuk
mengembangkan Kawasan Benteng Vastenbergh Surakarta 2. Manfaat Praktis. a) Bagi
Masyarakat Sebagai sumber dan wahana belajar di dalam mendalami sejarah kota
Surakarta dan tempat berwisata dalam konteks wisata budaya. b) Bagi Pemerintah
Kota Sebagai salah satu masukan kepada Pemerintah Kota Surakarta dalam usaha
mewujudkan Surakarta sebagai Kota Budaya dan The Spirit of Java dengan ikut
melestarikan peninggalan-peninggalan yang terdapat di Surakarta yang mengandung
nilai-nilai historis dan budaya. G. Tinjauan Pustaka. 1. Bangunan Bersejarah
Benda Cagar
Budaya
dapat menunjukkan latar belakang sejarah masyarakatnya, sehingga semakin
panjang sejarah suatu masyarakat, semakin banyak pula peninggalan-peninggalan
yang diwariskan kepada generasi penerus. Salah satu tinggalan arkeologi adalah
bangunan-bangunan yang berasal dari masa kolonial Belanda, yang umumnya dikenal
dengan istilah bangunan kuno.Tidak semua bangunan kuno termasuk Cagar Budaya
dan bersejarah. Ada beberapa tolak ukur yang dapat diterapkan untuk mengkaji
kelayakan pelestarian bangunan cagar budaya, antara lain adalah kelangkaan,
nilai sejarah, superlativitas atau keistimewaan, dan pengaruh terhadap
lingkungan. Sebagai tinggalan arkeologi maka bangunan kuno yang bernilai
Sejarah atau bangunan bersejarah sudah seharusnya dilindungi dan dijaga
kelestariannya karena bangunan bersejarah mengandung nilai penting baik dari
segi kesejarahan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, maupun sosial ekonomi. Ditinjau
dari segi kesejarahan, bangunan bersejarah bernilai penting karena berkaitan
dengan peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh sejarah tertentu baik lokal
maupun nasional; dari segi ilmu pengetahuan, obyek warisan budaya dapat
digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pada disiplin ilmu-ilmu tertentu
seperti arkeologi, arsitektur, antropologi atau sosiologi; dari segi
kebudayaan, bangunan kuno merupakan pendukung keberadaan dan kelangsungan
kebudayaan masyarakat setempat; dan akhirnya dari segi sosial ekonomi, bangunan
bersejarah dapat dijadikan simbol kebanggaan daerah atau dimanfaatkan menjadi
sesuatu yang dapat membantu perekonomian masyarakat setempat, pemerintah daerah
bahkan pusat. Apresiasi masyarakat dalam melestarikan bangunan bersejarah
sangat diperlukan karena sampai saat ini masih ada opini sebagian masyarakat
bahkan para pengambil keputusan yang menganggap bahwa bangunan kuno merupakan
warisan bangsa penjajah. Pemikiran tersebut seharusnya disingkirkan karena pada
kenyataannya masa kolonial juga merupakan bagian dari lembaran sejarah bangsa
Indonesia. Menurut pendapat Fielden, B.M. (1994).
Conservation
of Historic Buildings. Architectural Press, Oxford. (Ahmad, 1997; Fileden,
1997),arti penting bangunanber sejarah: 1.Bangunan bersejarah mempunyai nilai
nostalgia, senibina, estetik, simbolik, sejarah, dokumentari, arkeologi,
ekonomik, sosial dan juga politik serta rohani. 2. Bangunan bersejarah berupaya
memberi imej dan identiti pada rupa bentuk budaya setempat. 3. Lokasi dan
kawasan persekitaran bangunan bersejarah berupaya untuk menarik minat para
pelancong seterusnya menyumbang kepada pembangunan industri pelancongan. 4.
Bangunan bersejarah sedikit sebanyak akan mengingatkan kita kepada sejarah
penjajahan masa lampau seterusnya memberi iktibar kepada generasi akan datang
tentang sejarah silam tanahair serta meningkatkan semangat patriotisma. Salah
satu bangunan bersejarah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Benteng.
Menurut Rafael Raga Maran, Benteng adalah suatu ide yang berasal dari atas,
dari pemimpin yang sudah tahu betul arti benteng bagi keamanan dan perlindungan
bagi suatu komunitas sosial. 2. Upaya Pelestarian Bangunan Bersejarah a.
Kriteria Penilaian Bangunan Untuk Dilestarikan: Menurut "BMA" 1.
Nilai obyeknya sendiri - Obyek tersebut merupakan contoh yang baik dari gaya
arsitektur tertentu atau hasil karya dari arsitek terkenal. - Obyek mempunyai
nilai estetik, didasarkan pada kualitas eksterior maupun interior dalam bentuk
maupun detil - Obyek merupakan contoh yang unik dan terpandang untuk periode
atau gaya tertentu. 2. Fungsi obyek dalam lingkungan urban - Kaitan antara.
obyek dengan bangunan lain atau ruang kota seperti misalnya jalan, plaza,
taman, penghijauan kota, dab; yang berkaitan dengan kualitas arsitektur/urban
secara menyeluruh - Obyek merupakan bagian dari kompleks bersejarah dan jelas
jelas berharga untuk dilestarikan dalam tatanan itu. - Obyek merupakan landmark
yang mempunyai karakteristik dan dikenal dalam kota atau mempunyai nilai
emosional bagi penduduk kota. 3. Fungsi obyek dalam lingkungan sosial dan budaya
- Obyek dikaitkan dengan kenangan historis seperti misalnya"Gedung
Merdeka" di jalan Asia Afrika, yang tidak hanya mempunyai nilai arsitektur
saja, tetapi juga merupakan peninggalan bernilai historis. - Obyek menunjukkan
fase tertentu dalam sejarah dan perkembangan kota, seperti misalnya bangunan
Kraton Kasunanan dan Mangkunegaran. - Obyek yang mempunyai fungsi penting
dikaitkan dengan aspek-aspek fisik, emosional atau keagamaan, seperti mesjid
dan gereja. Menurut Haryoto Kunto dalam buku "Wajah Bandoeng Tempo
Dodoe" 1. Sesuai dengan "Monumenten Ondonantie" tahun 1931,
yaitu bangunan yang sudah berumur 50 tahun atau lebih, yang
"kekunoannya" (antiquity) dan "keasliannya "telah teruji.
2. Ditinjau dari segi estetika dan seni bangunan , memiliki "mutu"
cukup tinggi (master piece) dan mewakili gaya corak-bentuk seni arsitektur yang
langka ditemukan 3. Bangunan atau monumen, yang representetif mewakili jamannya
4. Monurnen/Bangunan mempunyai anti dan kaitan sejarah dengan kota Bandung,
maupun peristiwa nasional/internasional. Menurut buku "Introductionto
Urban Planning": 1. Estetika Bangunan /lingkungan yang memiliki sesuatu
yang khusus dalam sejarah perkembangan "style" dalam kurun waktu
tertentu 2. Typical Bangunan-bangunan yang merupakan wakil dari kelas atau type
bangunan tertentu. 3. Kelangkaan Bangunan yang hanya tinggal satu-satunya, atau
peninggalan terakhir dari style yang mewakili jamannya 4. Peranan Sejarah
Bangunan /lingkungan yang merupakan tempat dimana terjadi peristiwa peristiwa
bersejarah, sebagai ikatan simbolis antara peristiwa yang lalu dengan peristiwa
sekarang. 3. Bangunan Sejarah Sebagai Pariwisata Benteng Vestenberg Surakarta
merupakan peninggalan Sejarah yang patut untuk dipertahankan keberadaannya,
untuk diwariskan pada anak cucu kita. Benteng ini merupakan salah satu dari
banyak benteng yang ada di Indonesia. Benteng ini seharusnya menjadi cagar
budaya yang dilindungi oleh Undang-undang. Oleh karena itu Benteng Vesternberg
seharusnya dapat dikembnagkan menjadi tempat wiasata budaya yang bisa
memberikan nilai lebih terhadap kota Solo. Pariswisata menurut R.S. Damarjadi
adalah rangkuman daripada macam bidang usaha, yang secara bersama-sama
menghasilkan produk-produk maupun jasa/layanan atu service, yang nantinya baik
secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama
kegiatan kepariwisatannya. Menurut Mc Intosh bersana Shashikant Gupta,
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam
proses menarik dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya. Sebagai suatu
konsep, pariwisata dapat ditinjau dari berbagai segi yang berbeda. Pariwisata
dapat dilihat sebagai suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah dengan
maksud tidak melakukan usaha ataui bersantai. Pariwisata dapat juga dilihat
sebagai suatu bisnis, yang berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi
wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atu untuk wisatawan dlam
perjalanannya. (Ir. Kusumayadi, 2000:4) Tujuan dari pengembangan Pariwisata
adalah: 1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara
dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesmpatan serta lapangan kerja dan
mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainnya.
2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan dan kebudayaan Indonesia. 3.
meningkatakan persaudaraan nasional dan Internasional. Industri sampingan dan
penunjang yang dimaskud adalah pelayanan transportasi, akomodasi, catering,
entertainment, dan pelayanan lainnya. Pariwisata dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu : Dynamic Sector, kegiatan yang berhubungan dengan Travel Agent
Operator, angkutan wisata dan pelayanan lainnya. Kemudian Static Sector adlah
perusahaan akomodasi perhotelan, catering, transportasi umum, entertainment,
souvenir dll. 1. Lingkup Permasalahan. Penelitian ini mempunyai ruang lingkup
geografis unit analis yang unik dan spesifik yaitu : Benteng Vastenbergh kota
Solo. Banyak permasalahan tentang pengembangan dan keadaan Benteng Vastenbergh
yang menarik untuk diteliti. Daya tarik tersebut disebabkan antara lain, karena
: a. Keadaan Fisik Bangunan Benteng Vastenbergh yang terlantar, padahal
Bangunan ini memilki nilai Historis dan Potensi Pariwisata. b. Letak Geografis
Benteng Vastenbergh yang strategis sehingga memliki Potensi Ekonomis. c.
Benteng Vastenbergh, mampu menambah Ikon Kota Solo, sebagai kota Budaya dan
Heritage Internasional. Selain itu penelitian ini berusaha mengungkap Sejarah
Benteng Vastenbergh yang dibangun pada masa Kolonial Belanda. 2. Kerangka
Pemikiran Dan Pendekatan. Rekontruksi tentang Benteng Vasternberg di Surakarta
menuntut pendekatan yang bersifat multidimensional, yakni perlu di jelaskan
dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu di perlukan pendekatan struktural
dalam rangka menjelaskan jawaban dari perumusan masalah yang terkait. Dalam
membicarakan masalah REVITALISASI BATIK DAN
Benteng Vasternberg di Surakarta perlu di tinjau dari aspek historis,
ekonomi, seni dan budayanya agar di hasilkan penelitian yang bersifat
multimedimensional pula. 3. Metode Dan Sumber. Metode Penelitian yang di
kembangkan dalam kajian ini adalah metode sejarah, yakni upaya untuk
mendapatkan hasil penelitian secara sistematis, kritis terarah dan terpadu
(Gilbert J. Garraghan, A Guide o Historial Method, (New York Kordham University
Press, 1957) ; lihat pula Louis Gottschlak, mengerti sejarah, terjemahan
Nugroho Natosusanto, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1975). Tujuannya
adalah merekontruksi kembali peristiwa masa lampau tentang Benteng Vasternberg
di Surakarta sampai sekarang. Berkenaan dengan masalah tersebut maka metode
kerja yang digunakan oleh metode sejarah. Langkah-langkah yang di tempuh dalam
metode sejarah adalah : pencarian sumber (heuristik), kritik sumber, perumusan
data Jakta (aufjassung) dan penyajian pemikiran baru (daistellung) dalam bentuk
aritikel sejarah. Dalam penelitian ini digunakan sumber-sumber primer maupun
sekunder yang di dapat dari pelacakan di berbagai perpustakaan. Sumber primer
yaitu data yang di peroleh langsung dari informasi melalui wawancara dan
pengamatan informan yang di wawancarai sebagai sumber data yaitu : Sejarawan
Surakarta. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mendukung dan
melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian data sekunder
dapat berupa kepustakaan arsip dan dokumentasi. H. Metode Pelaksanaan Program.
Metode penelitian adalah suatu cara yang akan digunakan untuk mendapatkan suatu
data yang lengkap dan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan salah satu faktor
penting yang menunjang suatu proses penelitian yaitu berupa penyelesaian suatu
masalah yang akan dibahas, dimana metode penelitian merupakan cara utama yang
bertujuan untuk mencapai ketelitian, jumlah dan jenis yang akan dihadapi.
Adapun yang menyangkut mengenai metode penelitian meliputi : 1. Tempat dan
Waktu Penelitian. Penulis pengadakan penelitian dengan mengambil lokasi di Kota
Surakarta. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan alasan yaitu :
a. Pihak-pihak yang terkait tersebut bersedia menyediakan data yang diperlukan
penulis dan data tersebut dapat dipertanggungjawabkan. b. Pihak-pihak yang
terkait tersebut mengizinkan tempatnya dipakai untuk kegiatan penelitian. c.
Lokasi penelitian mudah dijangkau karena dekat dengan kampus Universitas
Sebelas Maret Surakarta. d. Berdasarkan pertimbangan masalah yang akan diteliti
penulis, maka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini kurang
lebih sepuluh bulan ( bulan ke-1 – bulan ke-10) yaitu : mulai dari pembuatan
proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data, pembuatan dan pengumpulan
laporan penelitian. 2. Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif karena bermaksud menafsirkan dan membuat gambaran
mengenai suatu gejala , objek, ataupun benda-benda dari suatu objek penelitian.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian deskriptif sebagai
berikut : a. Memilih masalah yang diteliti b. Merumuskan dan mengadakan
pembatasan masalah. Kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi
pendahuluan yang menghimpun data sebagai dasar menyusun teori. c. Membuat
asumsi atau anggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis. d. Merumuskan
hipotesis. e. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data. f. Mengumpulkan
kategoriuntuk mengadakan klasifikasi data. g. Menetapkan teknik pengumpulan
data yang akan digunankan. h. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data
untuk menguji hipotesis. i. Mengadakan analisis data (menguji hipotesis). j.
Menarik kesimpulan atau generalisasi k. Menyusun dan mempublikasikan laporan
penelitian. (Mohammad Ali, 1982 : 20). Ciri-ciri pokok metode deskriptif yang
dikemukakan oleh Winarnu Surakhmad (1994 : 140 ) yaitu : a. Memusatkan diri
pada pemecahan masalah-masalah yang ada b. pada masa sekarang, pada masa
aktual. c. Yang dikumpulkan mula-mula disusun, di jelaskan kemudian dinalisa
(karena itu metode ini sering disebut metode analitik). 3. Teknik Pengambilan
Sampel. Dalam proposal penelitian kualitatif, sampel sumber data yang
dikemukakan masih bersifat sementara. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik poposive sampling dan snowball sampling. Poposive
sampling yaitu teknik mendapatkan sampel dengan memilih individu-individu yang
dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data (Goets Le Compte dalam HB.Sutopo, 2002: 185.
Sedangkan Snowbll Sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data, yang
pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. (Sugiyono, 2005: 54). 4.
Sumber Data. a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
informan melalui wawancara dan pengamatan (survei). Informan yang diwawancarai
sebagai sumber data yaitu : • Para Sejarawan Surakarta. • Tokoh-tokoh
masyarakat yang berpengaruh. • Para Budayawan Surakarta. • Pemerintah Kota
Surakarta. b. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mcndukung dan
melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penelitian data sekunder
dapat berupa kepustakaan, arsip dan dokumentasi. 5. Teknik Pengumpulan
Data.
Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah sebagai
berikut: a. Wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud untuk
mengkontruksi mengenai orang lain, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Wawancara dimaksudkan juga untuk
mengkontruksi kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami
pada masa yang akan datang. Juga untuk memferivikasi, merubah, memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia
(triangulasi). Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. b.
Observasi langsung. Alasan metodologis penggunaan observasi/pengamatan langsung
adalah untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,
perhatian pelaku tak sadar dan sebagainya. Pengamatan lebih memungkinkan
peneliti lebih merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga
memungkinkan pula peneliti sebagai sumber data. Observasi secara langsung juga
digunakan untuk mendapatkan data non verbal misalnya: penampilan fisik, dan
lain sebagainya. c. Angket Yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan,
yang meliputi data awal yang berupa pertanyaan terbuka kepada para informan. d.
Dokumenter Yaitu pengumpulan data yang sudah dicatat dalam dokumen. 6.
Validitas Data. Validitas data dilakukan untuk suatu pembuktian bahwa data yang
diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi di lapangan dan
sesungguhnya. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan metode
triangulasi, di mana untuk mendapatkan data tidak hanya diambil dari satu sumber
data saja melainkan dari beberapa sumber. Triangulasi adalah teknik
pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan
metode kualitatif Hal tersebut akan dicapai dengan jalan : a. Membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang
dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tenteng situasi penelitian dengan
apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pendapat dan pendangan orang lain. e. Membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Lexy Maleong, 1995 :
178 ). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Triangulasi
sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. b. Triangulasi
teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c.
Triangulasi waktu Waktu sering juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat nara sumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. (Sugiyono 2005:125-128). 7. Analisis Data. Analisis data dalam
peneltian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh
data dianggap kredibel. Ada dua model pokok dalam melaksanakan analisis data di
dalam penelitian kualitatif yaitu model analisis jalinan mengalir dan analisis
interaktif. (Miles dan Huberman dalam Sutopo, 2002:94). Dalam penelitian ini
data yang telah dikumpulkan dalam penelitian dianalisa secara kualitatif menggunakan
model analisis interaktif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model
analisis interaktif yang meliputi empat komponen yaitu pengumpulan data,
reduksi data (reduction), sajian data (display) dan verifikasi data/penarikan
kesimpulan (conclusion drawing). Keterkaitan tiga komponen itu dilakukan secara
interaktif dengan proses pengumpulan data sehingga kegiatan dilakukan secara
continue sehingga proses analisis merupakan rangkaian interaktif yang bersifat
siklus. Gambar skema model analisis interaktif (Sutopo, 2002: 94) I. Jadwal
Kegiatan Program. No. Jenis Kegiatan Bulan ke I II III IV V VI VII VIII IX X 1.
Persiapan a. Penentuan tema b. Pemantauan proposal c. Pengajuan proposal 2.
Pelaksanaan kegiatan a. Observasi b. Pengumpulan data 3. Penyusunan Laporan
penelitian a. Klasifikasi Data b. Pembahasan c. Kesimpulan 4. Penyajian laporan
kegiatan J. Nama dan Biodata Ketua serta anggota kelompok : 1. Ketua Kelompok
Nama : Doni Laksono NIM : K4406038 Fakultas/Prodi : FKIP/Pendidikan Sejarah
Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta Waktu Untuk Kegiatan PKM
: 30 jam/minggu 2. Anggota I Nama : Edwin NIM : K4406019 Fakultas/Prodi :
FKIP/Pendidikan Sejarah Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Waktu Untuk Kegiatan PKM : 30 jam/minggu 3. Anggota III Nama : Sumargono NIM :
K 4406042 Fakultas/Prodi : FKIP/Pendidikan Sejarah Perguruan Tinggi :
Universitas Sebelas Maret Surakarta Waktu Untuk Kegiatan PKM : 30 jam/minggu K.
Nama dan Biodata Dosen Pendamping. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Leo Agung. S,
M.Pd. . Golongan Pangkat dan NIP : 131 127 591 Jabatan Fungsional : Lektor
Kepala Fakultas/Prodi : FKIP/Pendidikan Sejarah Bidang Keahlian : Sosial,
Budaya dan Pariwisata Waktu Untuk Kegiatan PKM : 5 jam/Minggu L. Biaya Bahan
dan Peralatan Penelitian a. Kertas HVS 4 rim x Rp. 30.000,00 b. Map 10 buah x
Rp. 1000,00 c. Tinta komputer 5 x Rp. 33.000,00 d. Note book 10 buah xRp.
5.000,00 e. Klip Kertas Rp.10.000,00 f. Ballpoint 1 dos x Rp.10.000,00 g.
Pembuatan dan revisi proposal 10 x Rp. 50.000,00 h. Kaset Tape & Handycamp
i. Sewa Handycamp j. Sewa Tape Recorder k. Sewa Camera Foto Jumlah Perjalanan
a. Pengurusan surat izin b. Transportasi Rp 20.000,00 x 5 x 10 kali c. Mencari
Data -Survey Lapangan Rp. 750.000,00 -Insentif Nara Sumber Rp. 1.000.000,00
-Pembelian Buku-Buku Rp. 750.000,00 d. Pengolahan Data -Kesekretariatan Rp.
500.000,00 -Pengolahan Sumber Informasi Rp.735.000,00 e. Konsumsi -Pribadi 5 x
Rp. 10.000,00x 3 kali x 15 hari -Umum 20 x 15.000 Jumlah Laporan Penelitian
Penggandaan laporan 10 x Rp. 15.000,00 Jumlah Total Biaya Penelitian Rp.
120.000,00 Rp. 10.000,00 Rp. 165.000,00 Rp. 50.000,00 Rp. 10.000,00 Rp.
10.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 300.000,00 Rp.
400.000,00 Rp. 2.365.000,00 Rp. 200.000,00 Rp. 1.000.000,00 Rp. 2.500.000,00
Rp. 1.235.000,00 Rp. 2.550.000,00 Rp. 7.485.000,00 Rp. 150.000,00 Rp.
150.000,00 Rp.10.000.000,00 M. DAFTAR PUSTAKA • Drs Suyanto dkk. 2001.
Pengantar Ilmu Sosial. Surakarta : Loh Jinawi Press. • Fran dan Magnis Suseno.
2001. Etika Jawa : Sebuah Analisis Filsafat tentang kebijaksanaan Hidup Jawa.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka). • Gilbert J. Garraghan. A Guide o Historical
Method. (New York Fordham University Press. 1957) • Hadari. Nawawi. 1991.
Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada. University Perss. •
Ir. Kusmayadi dan Ir. Endar Sugiarto, MM. 2000. Metodologi Penelitian Dalam
Bidang Kepariwisataan. Jakarta : Gramedia. • Loui Gottschlak. Mengerti Sejarah
Terjemahan Nugroho Noto Susanto. 1975. Jakarta: U I Press. • Maleong, Lexy J.
2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Resdakarya. • Mohammad
All, Drs. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung :
Angkasa. • Pedoman Penulisan Skripsi. 1997. Surakarta. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. • Ruseffendi. 1994.
Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Semarang :
IKIP Semarang. • Sanafiah Faisal. 1999. Format-Format Penelitian Soxial,
Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta : CV Rajawali. • Sugiyono. 2005. Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. • Suhasini Arikunto. 1996.
Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. •
Sutopo.HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. • Yin,
Robert K. 1997. Studi Kasus (Desain dan Metode).Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada • www. Forum.mx.t.com/indoview.topix.php • www.kompas.com / index.php /
read.xml • www.promo Jateng.bikk.com / berita php. • Lampiran-Lampian Lamprian
1: Biodata Ketua Pelaksana Kegiatan 1. Nama : Doni Laksono 2. Nim : K4406038 3.
Fakultas/Jurusan : KIP / Pendidikan Sejarah 4. Perguruan Tinggi : Universitas
Sebelas Maret 5. Tempat, Tgl. Lahir : Sukoharjo, 14 Oktober 1986. 6. Status :
Belum Menikah 7. Agama : Islam 8. Alamat Rumah : Melikan RT 01/VIII, Palur,
Mojolaban, Sukoharjo 9. Nama Orang Tua: a. Ayah : Karyono. Pekerjaan : Karyawan
Swasta. b. Ibu : Suwarni. c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga. 10. Riwayat
Pendidikan: a. SD : SD Negeri Palur III. b. SMP : SMP Negeri 8 Surakarta. c.
SMA : SMA Negeri 4 Surakarta. d. PT : Universitas Sebelas Maret Surakarta. 11.
Pengalaman Organisasi: a. Pecinta Alam SMA N 4 Surakarta (PLASMA 4) : 2004-2005
(Sekretaris). b. Forum Silaturohmi Alumni SMA N 4 Ska : 2006 (koordinator
Fakultas). c. HMP Sejarah FKIP UNS : 2007-2008 (Seksi Olah Raga). d. BAKORLAK
EMERGENCY SAR UNS : 2007-sekarang (BKO. Bidang Komunikasi). e. Karangtaruna Dk.
Melikan : 2008-sekarang (seksi keamanan). Lampiran 2 : Biodata anggota
Pelaksana 1. Nama : Edwin 2. Nim : K4406019 3. Fakultas/Jurusan : KIP /
Pendidikan Sejarah 4. Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret 5. Tempat,
Tgl. Lahir : Klaten, 04 Maret 1988 6. Status : Belum Menikah 7. Agama : Islam
8. Alamat Rumah : Jetis, Bulurejo, Juwiring, Klaten 9. Nama Orang Tua: a. Ayah
: Paryadi ,BA Pekerjaan : PNS Ibu : Sriyatun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 10.
Riwayat Pendidikan: a. SD : SDN 2 Bulurejo b. SMP : SLTP N 3 Delanggu b. SMA :
SMA N I Wonosari c. PT : Universitas Sebelas Maret 11. Pengalaman Organisasi:
a. Karangtaruna : 2007-2008 (Ketua) b. HMP Sejarah FKIP UNS : 2007-2008
(Anggota) Lampiran 4: Biodata anggota Pelaksana 1. Nama : Sumargono 2. Nim :
K4406042 3. Fakultas/Jurusan : KIP / Pendidikan Sejarah 4. Perguruan Tinggi :
Universitas Sebelas Maret 5. Tempat, Tgl. Lahir : Jakarta, 8 Januari 1988 6.
Status : Belum Menikah 7. Agama : Islam 8. Alamat Rumah :Gemutren RT 01/V,
Pule, Selogiri, Wonogiri. 9. Nama Orang Tua: a. Ayah : Timin Hartowiyono
Pekerjaan : Dagang b. Ibu : Sutiyem Pekerjaan : Dagang 10. Riwayat Pendidikan:
a. SD : SD N 2 Pule b. SMP : SMP N 1 Wonogiri c. SMA : SMA N 1 Wonogiri d. PT :
Universitas Sebelas Maret 11. Pengalaman Organisasi: a. BEM FKIP UNS :
2006-2007 (Staf POSDM) b. BEM FKIP UNS :2007-2008 (Kadept Departemen
Pendidikan) c. HMP Sejarah FKIP UNS : 2008-2009(Ketua ) d. UKM UPKD : 2009
(Anggota) e. HMJ P.IPS FKIP UNS : 2008-2009 (Koordinator Umum) CURICULUM VITAE
: LEO AGUNG S, DRS.M. PD 1. Identitas diri Nama lengkap dan gelar : Drs. Leo
Agung S, M. Pd Tempat / tanggal lahir : Alamat : Prodi Pendidikan Sejarah –
PIPS FKIP UNS Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan Surakarta 57126 Kantor : Telp.
(0271) 648939/ Fax. 648939 Email : Rumah : Pucangan II No 32 Kartasura,
Sukoharjo telp. 722002 2. Pendidikan No Universitas Lokasi Gelar Th. selesai Bidang
Studi 3. Pengalaman Kerja No Institut Akademik Jabatan Periode Kerja 19 Mei
2010 2010
Komentar
Posting Komentar